Mewartakan kabar keselamatan merupakan tugas dan tantangan yang sulit. Dalam menjalani kehidupan seringkali kita menemukan bahwa apa yang kita jalani tidak berjalan sesuai dengan apa yang kita inginkan. Yang akhirnya membuat kita memepertanyakan tentang keberadaan Tuhan, bahkan bisa sampai dititik iman kepercayaan kita runtuh. Sehingga dalam kehidupan ini rasanya sudah tidak ada lagi damai sejahtera bahkan kehidupan yang dilakukanpun sudah semakin jauh dari kebenaran-Nya. Kadang-kadang perasaan ini juga muncul sebagai konsekuensi dalam melayani Tuhan. Misalnya ketika kita melayani di gereja lalu anak kita sakit, pelayanan kita ditolak oleh sesama dan tidak dihargai atau bahkan kita merasa lelah menghadapi konflik dan perpecahan di gereja. Saat-saat seperti ini membuat kita mempertanyakan ulang apa makna melayani Tuhan jika tidak menumbuhkan damai sejahtera.
Dalam nas ini, Rasul Paulus hendak memberi penutup nasihat kepada jemaat di Korintus Paulus menyampaikan agar jemaat Korintus mengusahakan hidup sempurna, yaitu dengan cara hidup sehati sepikir, dan hidup dalam damai sejahtera. Padahal tidak ada manusia yang sempurna. Namun Paulus menegaskan bahwa jemaat perlu berupaya menjadi sempurna. Artinya senantiasa ada usaha dan upaya yang berkelanjutan sekalipun dalam keadaan sulit. Ketika kita dapat hidup sempurna maka kita akan bertumbuh bersama dalam kasih dan siap saling menopang kehidupan sekalipun dalam konteks pelayanan kesulitan.
Lebih lanjut, Paulus juga mengatakan ketika kita mengusahakan hidup sempurna, maka Allah Sang sumber kasih dan damai sejahtera akan menyertai kita (ayat 11). Jikalau kita mau renungkan, pekerjaan Allah dalam hidup kita itu sangat luar biasa. Allah yang Tritunggal benarbenar menyatakan diri-Nya melalui setiap peran-Nya masing-masing. Bukan hanya sebagai Allah Bapa Sang Pencipta, namun Ia juga hadir dalam Yesus Kristus sebagai Penyelamat kita, bahkan Ia hadir dalam kehidupan kita sebagai Pembimbing yang terus menyertai dan menghibur melalui Roh-Nya. Setelah menyatakan bahwa Allah akan menyertai kita, Rasul Paulus juga menggunakan kata eireneuo (verb jamak), yang artinya ialah melakukan tindakan damai secara jamak atau bersama-sama. Mengapa Paulus mengarahkan hal ini? Karena Paulus menghendaki supaya mereka (dan juga kita saat ini) dapat memberikan teladan hidup damai kepada sesama secara bersama-sama sehingga akan menumbuhkan damai sejahtera di tengah-tengah kehidupan yang harmonis.
Orang percaya memiliki panggilan untuk mewartakan kabar baik sekalipun di tengah kesulitan. Maka masing-masing jemaat perlu saling mendukung dan menjadi teladan untuk membangun kehidupan yang damai sesulit apapun tantangan kita dengan mengandalkan penyertaan Tuhan.